Kartografi berasal dari kata yunani kuno Χάρτης chartes atau charax yang
berarti selembar kertas papyrus dan graphein yang berarti menulis. Kartografi
adalah pembelajaran dan praktik dalam membuat peta. Di dalamnya tergabung
berbagai aspek yang mencakup ilmu pengetahuan (sceince), estetika (aesthetics),
dan teknik dan berdiri di atas keyakinan bahwa kenyataan yang ada di sekitar
kita (reality) dapat dimodelkan dalam berbagai cara yang memunkinkan informasi
ruang (spatial) dapat dikomunikasikan secara efektif.
Masalah-masalah utama yang ada pada kartografi tradisional adalah :
·
Menentukan agenda peta
dan memilih ciri dari objek yang akan dipetakan. Ini adalah hal yang penting
dalam perbaikan peta (map editing). Ciri yang digunakan dapat merupakan ciri
fisik (contoh : jalanan ) atau ciri abstrak (contoh : toponimi, bata wilayah).
·
Merepresentasikan bentuk
permukaan (terrain) dari objek yang dipetakan pada media yang datar. Hal ini
adalah urusan proyeksi peta (map projections).
·
Mengeliminasi ciri yang
tidak dibutuhkan dari objek yang dipetakan dan tidak relevan dengan tujuan
pembuatan peta. Hal ini dibahas pada bagian generalisasi peta (generalization).
·
Mengurangi kerumitan dari
ciri yang akan dipetakan. Hal ini juga dibahas pada generalisasi.
·
Menata elemen-elemen pada
peta sedemikian rupa untuk dapat memberikan informasi yang dibutuhkan kepada
pembaca dengan baik. Hal ini dibahas dalam perancangan peta (map design).
Sejarah Kartografi
Peta yang paling tua masih diperdebatkan karena definisi peta sendiri
tidaklah jelas dan karena beberapa artifak kuno yang dianggap sebagai peta bisa
jadi merupakan sesuatu yang lain. Sebuah lukisan tembok yang mungkin
menggambarkan kota kuno bangsa Anatolia yang bernama Çatalhöyük (dulu dikenal sebagai
Catal Huyuk atau Çatal Hüyük) diperkirakan ada sejak 7000 SM (7th millennium
BCE). Selain itu ada sebuah lukisan tembok yang dibuat oleh bangsa Minoa yang
bernama "Rumah Sang Laksamana" (House Of The Admiral) yang
diperkirakan dibuat pada 1600 SM yang menggambarkan sebuah komunitas pinggir
pantai dalam perspektif oblique. Lalu ada juga sebuah ukiran peta kota suci
bangsa Babylonia yaitu Nippur yang dibuat pada periode Kassite (abad 14-12 SM).
Peta dunia tertua yang masih ada hingga sekarang adalah peta dunia buatan
bangsa Babylonia yang dibuat pada abad ke 9 SM. Salah satunya menggambarkan
Babylonia di sungai Euphrats yang dikelilingi oleh daratan Assyria, Urartu, dan
beberapa kota lainnya yang juga dikelilingi oleh "sungai pahit"
(bitter river, Oceanus) yang memiliki tujuh pulau disekitarnya. Pihak lain
menggambarkan Babylon terletak lebih jauh lagi ke arah utara dari pusat dunia.
Bangsa Yunani kuno dan Roma juga membuat peta, dan peta terakhir yang
mereka buat adalah Anaximander pada abad ke 6 SM. Di abad ke 2, Ptolemy membuat
risalahnya tentang kartografi yang berjudul Geographia. Risalah ini mengandung
peta dunia Ptolemy yang kemudian membuat masyarakat barat (Ecumene) mengenal
dunia. Sejak abad ke 8, sarjana - sarjana dari Arab menerjemahkan hasil kerja
para geografer Yunani (Greek Geographers) ke dalam bahasa arab.
Di masa Cina kuno, literatur geografis ada sejak abad ke 5 SM. Peta cina
tertua yang masih ada berasal dari negara bagian Qin pada abad ke 4 SM pada
masa Warring States Period. Di dalam buku Xin Yi Xiang Fa Yao yang diterbitkan
pada 1092 oleh ilmuwan Cina Su Song, terdapat sebuah peta bintang dalam
proyeksi silindris equidistant (equidistant cylindrical projection). Walaupun
metode pemetaan tersebut sudah ada sebelum buku tersebut diterbitkan, pengaruh
besar peta buatan Su Song tetap ada karena merupakan peta bintang tertua yang
dicetak (printed form).
Bentuk awal kartografi
di India memiliki lokasi bintang kutub (Pole Star) dan konstelasi lain yang
digunakan. Peta ini mungkin sudah digunakan sejak awal Common Era untuk
keperluan navigasi.
Mappa Mundi adalah
istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan peta dunia yang dibuat oleh
orang-orang Eropa jaman pertengahan (Medieval Europeans). Setidaknya sebanyak
1.100 mappa mundi selamat dari jaman pertengahan (middle ages). Sebanyak 900
buah dari mappa mundi tersebut mengilustrasikan manuskrip, memiliki hubungan
satu sama lain, dan sisanya merupakan dokumen yang berdiri sendiri.
Seorang geografer Arab,
Muhammad Al-Idrisi, membuat atlas jaman pertengahan yang bernama Tabula
Rogeriana pada tahun 1154. Beliau menggabungkan pengetahuan tentang Africa,
lautan India, dan daerah timur jauh (Asia) yang dikumpulkan oleh pedagang dan
penjelajah Arab yang informasinya merupakan warisan dari geografer terdahulu
untuk membuat peta dunia paling akurat pada masanya. Peta buatannya merupakan
yang paling akurat hingga 3 abad ke depan.
Pada jaman penjelajahan
(Exploration Age) dari abad ke 15 hingga 17, kartografer-kartografer Eropa
menyalin peta-peta yang sudah ada sebelumnya (sebagian sudah diberikan secara
turun-temurun selama berabad-abad) dan menggambarkan peta mereka sendiri
berdasarkan pengamatan yang dilakukan para penjelajah dan teknik survey yang
baru. Penemuan kompas magnetik, teleksop, sextant, memberikan tingkat akurasi
yang lebih tinggi. Pada tahun 1492 seorang kartografer Jerman, Martin Behaim,
membuat globe bumi tertua dan masih ada hingga sekarang.
Johannes Werner
memperbaiki dan mempromosikan proyeksi peta Werner (Werner map projection).
Pada tahun 1507, Martin Waldseemüller memproduksi peta dunia globular dan 12
panel besar peta dunia yang bernama Universalis Cosmographia dan menggunakan
nama Amerika untuk pertama kalinya. Seorang kartografer Portugal bernama Diego
Ribero adalah penulis planisphere pertama dengan garis equator yang bergradasi
(gradated). Kartografer Italia Battista Agnese membuat setidaknya 71 manuskrip
atlas dari chart laut (sea charts).
Karena kartografi yang
sudah sejak diketahui memiliki banyak kesulitan fisik, para pembuat peta sering
mengambil bahan referensi dari hasil kerja kartografer dahulu tanpa
mencantumkan nama sumber. Contohnya adalah salah satu peta Amerika Utara yang
paling terkenal yaitu "peta berang-berang" (Beaver Map) yang
dipublikasi oleh Hermann Moll pada tahun 1715. Peta ini adalah salinan
sepenuhnya dari peta yang dibuat oleh Nicolas de Fer yang dibuat pada tahun
1698. Ternyata de Fer juga menyalin gambar-gambar yang pertama kali muncul
dalam buku-buku yang dibuat oleh Louis Hennepin pada 1697 dan François Du Creux
pada 1664. Pada abad ke 18, para pembuat peta mulai mencantumkan nama sumber
dengan kalimat "After [pembuat asli] on the work"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar