Cari Blog Ini

Senin, 02 Juli 2018

PENGERTIAN EROSI


Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (detached) dan kemudian  dipindahkan  ke  tempat  lain  oleh  kekuatan  air,  angin,  dan gravitasi (Hardjowigeno,   1995).   Secara   deskriptif,   Arsyad   (2000) menyatakan   erosi merupakan  akibat  interaksi  dari  faktor  iklim,  tanah, topografi,  vegetasi,  dan aktifitas manusia terhadap sumber daya alam.
Erosi adalah fenomena geologis alami yang dihasilkan dari pengangkatan humus oleh faktor alam seperti angin, air yang mengangkutnya di tempat lain sementara beberapa kegiatan manusia dapat secara signifikan meningkatkan tingkat erosi. Ini adalah masalah pertanian utama dan juga salah satu masalah lingkungan global utama. (Reshma Parveen dan Uday Kumar, 2012)


Erosi tanah (soil erosion) terjadi melalui dua proses yakni proses penghancuran   partikel-partikel tanah (detachment) dan proses pengangkutan (transport) partikel-partikel tanah yang sudah dihancurkan. Kedua proses ini terjadi akibat hujan (rain) dan aliran permukaan (run off) yang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain curah hujan (intensitas, diameter, lama dan jumlah hujan), karakteristik tanah (sifat fisik), penutupan lahan (land cover), kemiringan lereng, panjang lereng dan sebagainya (Wischmeier dan Smith 1978, dalam Banuwa,
2008).  Faktor-faktor  tersebut  satu  sama  lain  bekerja  secara  simultan  dalam mempengaruhi erosi (Banuwa, 2008).
Mekanisme terjadinya erosi menurut Schwab (1999, dalam Nurpilihan,2011) diidentifikasikan menjadi tiga tahap yaitu (i) detachment (penghancuran tanah dari agregat tanah menjadi partikel-partikel tanah); (ii) transportation (pengangkutan partikel tanah oleh limpasan hujan atau run off dan (iii) sedimentation (sedimen/pengendapan tanah tererosi); tanah tererosi akan terendapkan pada cekungan-cekungan atau pada daerah-daerah bagian bawah.
Selanjutnya, Banuwa (2008), menyatakan bahwa kehilangan tanah hanya akan terjadi jika kedua proses tersebut di atas berjalan. Tanpa proses penghancuran partikel-partikel tanah, maka erosi tidak akan terjadi, tanpa proses pengangkutan, maka erosi akan sangat terbatas. Kedua proses tersebut di atas dibedakan menjadi empat sub proses yakni: (1) penghancuran oleh curah hujan; (2) pengangkutan oleh curah hujan; (3) penghancuran (scour) oleh aliran permukaan; dan (4) pengangkutan oleh aliran permukaan. Jika butir hujan mencapai permukaan tanah, maka partikel-partikel tanah dengan berbagai ukuran akan terpercik (splashed) ke segala arah, menyebabkan terjadinya penghancuran dan pengangkutan partikel- partikel tanah. Jika aliran permukaan tidak terjadi (seluruh curah hujan terinfiltrasi), maka seluruh partikel-partikel yang terpercik akibat curah hujan akan terdeposisi di permukaan tanah. Selanjutnya jika aliran permukaan terjadi, maka partikel-partikel yang terdeposisi tersebut akan diangkut ke lereng bagian bawah.
Hujan dengan drop size (ukuran butir-butir hujan) dengan kinetic energy dan massanya akan memukul agregat tanah sehingga hancur menjadi partikel- partikel tanah; dan dengan mudah akan dibawa oleh limpasan hujan ke tempat- tempat yang


lebih  rendah  (sedimentation).  Besar  dan  kecepatan  limpasan  hujan  sangat tergantung dari kemiringan tanah dan kapasitas infiltrasi (Nurpilihan, dkk.,2011).
Manik (2003) menyatakan bahwa erosi merupakan proses penghancuran, pengikisan dan pengangkutan butir-butir tanah atau bagian-bagian tanah dari stau tempat ke tempat lain oleh air atau angin.  Kehilangan tanah ditempat erosi terjadi adalah sebanyak tanah yang terangkut dari tempat itu. Di daerah yang beriklim basah seperti di Indonesia, erosi terutama disebabkan oleh air yang merupakan hasil kerja dispersi butir-butir hujan dengan aliran permukaan. Laju erosi (E) dipengaruhi oleh factor-faktor: iklim(i); lereng atau topografi (r); jenis dan tipe vegetasi (v); tanah (t); serta manusia (m), yang dirumuskan sebegai berikut: E = f (i,r,v,t,m).
Selanjutnya Manik (2003) menyatakan bahwa dari faktor-faktor yang mempengaruhi laju erosi tersebut, faktor yang dapat diubah manusia adalah jenis dan tipe vegetasi (tumbuhan), sebagian dari sifat tanah (kesuburan tanah, ketahanan agregat, dan kapasitas infiltrasi), serta panjang lereng. Faktor yang tidak dapat atau sulit diubah manusia adalah iklim, tipe tanah, dan kecuraman lereng. Erosi tanah memberikan dampak di dua tempat, yaitu di tempat terjadinya
erosi (internal) dan di luar terjadinya erosi (external). Dampak internal berupa penurunan kesuburan dan produktivitas lahan, sedangkan dampak eksternal adalah terjadinya pencemaran perairan dan sedimentasi, yang menyebabkan pendangkalan sungai, waduk, danau atau pantai.
Erosi internal adalah terangkutnya butir-butir tanah primer ke bawah dan masuk ke dalam celah celah atau pori-pori tanah sehingga tanah menjadi kedap air dan udara.    Erosi ini tidak menyebabkan kerusakan yang berarti, karena bagian bagian tanah tidak hilang atau pindah ke tempat lain. Akibat erosi ini adalah menurunnya kapasitas infiltrasi tanah secara cepat sehingga meningkatkan aliran permukaan yang akan menyebabkan terjadinya erosi lembar atau erosi alur (Susanto, 1992).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar