Baja adalah suatu jenis bahan bangunan yang berdasarkan
pertimbangan ekonomi, sifat, dan kekuatannya, cocok untuk pemikul beban. Oleh
karena itu baja banyak dipakai sebagai bahan struktur, misalnya untuk rangka
utama bangunan bertingkat sebagai kolom dan balok, sistem penyangga atap dengan
bentangan panjang seperti gedung olahraga, hanggar, menara antena, jembatan,
penahan tanah, fondasi tiang pancang, bangunan pelabuhan, struktur lepas
pantai, dinding perkuatan pada reklamasi pantai, tangki-tangki minyak, pipa
penyaluran minyak, air, atau gas.
1.1.1.
Keunggulan Baja Sebagai Bahan
Struktur
Beberapa keunggulan baja sebagai bahan struktur dapat
diuraikan sebagai berikut. Batang struktur dari baja mempunyai ukuran tampang
yang lebih kecil daripada batang struktur dengan bahan lain, karena kekuatan
baja jauh lebih tinggi daripada beton maupun kayu. Kekuatan yang tinggi ini
terdistribusi secara merata. The Kozai Club (1983) menyatakan kekuatan baja
bervariasi dari 300 Mpa sampai 2000 Mpa. Kekuatan yang tinggi ini mengakibatkan
struktur yang terbuat dari baja lebih ringan daripada struktur dengan bahan
lain. Dengan demikian kebutuhan fondasi juga lebih kecil. Selain itu baja
mempunyai sifat mudah dibentuk. Struktur dari baja dapat dibongkar untuk
kemudian dipasang kembali, sehingga elemen struktur baja dapat dipakai
berulang-ulang dalam berbagai bentuk.
Fabrikasi struktur baja dapat dilakukan di
bengkel-bengkel maupun pabrik dengan mesin-mesin yang cukup terkendali memakai
komputer, sehingga akurasi dan kecepatan produksi yang baik dapat dicapai.
Pengangkutan elemen-elemen struktur baja dari bengkel ke lokasi pembangunan
mudah dilakukan. Sangat jarang dijumpai kerusakan elemen struktur baja sebagai
akibat pengangkutan. Dua hal ini memberi keuntungan waktu pelaksanaan bangunan
menjadi singkat. Waktu pelaksanaan yang singkat ini secara teknis sangat
diperlukan dalam pembangunan struktur lepas pantai serta pelabuhan, sedang pada
bangunan gedung yang komersial dari sudut pandang ekonomi cukup menguntungkan,
karena bangunan yang dibuat dapat segera menghasilkan uang.
Penyambungan elemen struktur baja dapat dilakukan secara
permanen memakai las, .tanpa lubang-lubang perlemahan, sehinggga kekuatan
sambungan tidak banyak berubah dari kekuatan batang aslinya. Sekalipun kalau
ditinjau dari tegangan residu, sebagai akibat pendinginan yang tidak bersamaan
serta pengerjaan secara dingin, sebenarnya pada baja tersebut timbul tegangan
residu. Pekerjaan las yang kurang baik dapat mengakibatkan tegangan residu yang
cukup besar yaitu sekitar 45% dari tegangan leleh baja. Hal ini berarti bahwa
sebelum dibebani, elemen struktur sudah mempunyai tegangan, sehingga kemampuan
untuk memikul beban menjadi berkurang.
1.1.1.
Kelemahan Baja Sebagai Bahan
Struktur
Baja sebagai bahan struktur juga mempunyai beberapa
kelemahan. Salah satu kelemahan baja adalah kemungkinan terjadinya korosi, yang
memperlemah struktur, mengurangi keindahan bangunan, dan memerlukan beaya
perawatan cukup besar secara periodik. Matsushima dan Tamada (1989) menyatakan
bahwa pemeliharaan jembatan dengan pengecatan setiap 5 tahun akan memakan biaya
10 persen dari harga bangunan. Hal ini berarti bahwa biaya 50 tahun
pemeliharaan akan sama dengan biaya pembuatan jembatan baru.
Kekuatan baja sangat dipengaruhi oleh temperatur. Pada
temperatur tinggi kekuatan baja sangat rendah, sehingga pada saat terjadi
kebakaran bangunan dapat runtuh sekalipun tegangan yang terjadi hanya rendah.
Kendala berikutnya, karena kekuatan baja sangat tinggi maka banyak dijumpai
batang-batang struktur yang langsing. Oleh karena itu bahaya tekuk (buckling)
mudah terjadi.
Baja yang biasa dipakai untuk struktur rangka (frame)
bangunan adalah baja karbon (carbon steel) dengan kuat tarik sekitar 400 Mpa, sedang
baja dengan kuat tarik lebih dari 500 MPa sampai 1000 MPa disebut dengan baja
kekuatan tinggi (high strength steel). Baja kekuatan tinggi dengan kekuatan
500—600 MPa dibuat dengan paduan yang tepat ke dalam baja. Baja kekuatan tinggi
dengan kuat tarik 600 MPa atau lebih, dibuat dengan bahan paduan disertai
perlakuan panas (heat treatment).
Dalam banyak hal, fabrikasi struktur baja dilakukan
dengan las, agar tidak terjadi perlemahan akibat lubang baut. Oleh karena itu
baja struktural tidak hanya dituntut berkekuatan tinggi, tetapi juga harus
dapat dilas. Sayangnya semakin tinggi kekuatan baja, semakin sulit pengelasan
dilakukan.
Beberapa pengaruh komponen baja
terhadap sifat mekanis dan kemudahan pengelasan dapat diuraikan sebagai
berikut:
·
Karbon (C) adalah komponen
kimia pokok yang menentukan sifat baja. Semakin tinggi kadar karbon di dalam
baja, semakin tinggi kuat tarik serta tegangan leleh, tetapi koefisien muai
bahan turun, dan baja semaikn getas. Karbon mempunyai pengaruh yang paling
dominan terhadap sifat mampu las. Semakin tinggi kadar karbon menjadikan sifat
mampu las turun.
·
Mangan (Mn) menaikkan kekuatan
dan kekerasan baja dan sedikit menurunkan koefisien muai bahan, dan melawan
terhadap kegetasan yang ditimbulkan oleh sulfur.
·
Silikon (Si) meningkatkan
tegangan leleh, tetapi mengakibatkan kegetasan jika kadar terlalu tinggi (2%
atau lebih).
·
Pospor (P) dan sulfur (S)
meningkatkan kegetasan baja sesuai dengan peningkatan kadarnya. Keduanya
cenderung memisah keluar (segregate) dari baja
Faktor utama
pada kemudahan pengelasan adalah nilai ekivalensi karbon Ceq dari komponen
kimia dalam baja. Baja berkekuatan tinggi cenderung mempunyai nilai ekivalensi karbon
tinggi. Jika Ceq melampaui batas tertentu (Ceq=0,39—0,43), merosotnya sifat
mampu las dapat diatasi dengan pra pemanasan pada daerah yang akan dilas.
Ekivalensi karbon dapat dihitung dengan persamaan berikut, dengan satuan persen
berat:
Bahan baja yang dipergunakan untuk bangunan berupa baja
batangan dan plat. Penampang dari bahan baja biasanya disebut profil. Dalam
perdagangan baik profil maupun panjang batang sudah memiliki standarisasi.
Mengingat terbatasnya panjang batang yaitu maksimal 18 meter, maka untuk
keperluan batang konstruksi yang lebih dari itu perlu dibuatkan sambungan.
Selain untuk menambah panjang konstruksi, sambungan diperlukan pula untuk
menyatukan bagian-bagian konstruksi yang harus disatukan.
Macam-macam profil yang terdapat di pasaran antara lain
sebagai berikut :
1.
Profil baja tunggal
·
Baja siku-siku sama kaki
·
Baja siku tidak sama kaki (baja
T)
·
Baja siku tidak sama kaki (baja
L)
·
Baja I
·
Baja Canal
2.
Profil Gabungan
·
Dua baja L sama kaki
·
Dua baja L tidak sama kaki
·
Dua baja I
3.
Profil susun
·
Dua baja I atau lebih
Gambar 1.1. Macam Macam Baja Profil
1.
Pratt Truss
Kemiringan
atap = tg
, dimana h = tinggi kuda-kuda
L
= bentang kuda-kuda
2.
Hows Truss
3.
Pink Truss
4.
Modified Pink Truss
5.
Mansarde Truss
6.
Modified Pratt Truss
7.
Crescent Truss
a.
Baut
Pemakaian baut diperlukan bila:
1.
Tidak cukup tempat untuk
pekerjaan paku keling
2.
Jumlah plat yang akan disambung
> 5d (d diameter baut)
3.
Dipergunakan untuk pegangan
sementara
4.
Konstruksi dapat dibongkar
pasang
b.
Paku Keling
Sambungan paku keling dipergunakan pada konstruksi yang tetap.
Jumlah tebal pelat yang akan disambung tidak boleh > 6 d (diameter paku
keling). Beberapa bentuk kepala paku keeling yaitu paku yang dipergunakan pada
tiap pertemuan minimal menggunakan 2 paku dan maksimal 5 paku dalam satu baris.
Penempatan paku pada plat ialah: jarak dari tepi plat el.
c.
Las lumer
Ada 2 macam las lumer menurut bentuknya, yaitu:
1.
Las tumpul
2.
Las sudut
Berdasarkan pembagian fungsi dari masing-masing bagian
konstruksi kuda-kuda, dalam penyelesaian perencanaan perhitungan dapat dibagi
menjadi beberapa bagian, yaitu :
1.
Perhitungan dimensi gording
2.
Perhitungan dimensi batang
tarik ( trackstang )
3.
Perhitungan dimensi ikatan
angin
4.
Perhitungan dimensi kuda-kuda
5.
Perhitungan kontruksi perletakan
6.
Penggambaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar