Pengertian GPS
Menurut (Winardi, 2006) adalah sistem untuk
menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization)
sinyal satelit.
Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro
ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima
di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
Sistem GPS, yang nama aslinya adalah NAVSTAR GPS (Navigation
Satellite Timing
and
Ranging Global Positioning
System), mempunyai tiga segmen yaitu : satelit, pengontrol,
dan
penerima / pengguna. Satelit GPS yang
mengorbit bumi, dengan orbit dan kedudukan yang tetap (koordinatnya pasti),
seluruhnya berjumlah 24 buah dimana 21 buah aktip bekerja dan 3 buah sisanya
adalah cadangan.
Untuk dapat mengetahui posisi seseorang
maka diperlukan alat yang
diberinama GPS reciever yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS.
Posisi
di ubah menjadi
titik yang dikenal
dengan
nama Way-point
nantinya akan berupa titik-titik koordinat lintang dan bujur dari posisi seseorang
atau suatu lokasi kemudian di layar pada peta elektronik. Sejak tahun 1980, layanan GPS yang
dulunya hanya untuk leperluan militer mulai terbuka untuk publik. Uniknya, walau satelit-satelit tersebut berharga ratusan juta
dolar, namun setiap orang dapat menggunakannya dengan gratis. (Andy, 2009).
Satelit-satelit ini mengorbit pada ketinggian sekitar 12.000 mil dari
permukaan bumi. Posisi
ini
sangat ideal karena satelit dapat menjangkau area
coverage yang
lebih luas. Satelit-satelit ini akan selalu berada posisi yang
bisa
menjangkau semua area di atas permukaan bumi sehingga dapat meminimalkan terjadinya blank spot (area yang tidak terjangkau oleh satelit). Setiap satelit
mampu mengelilingi bumi hanya
dalam waktu 12 jam. Sangat cepat, sehingga
mereka selalu bisa menjangkau dimana pun posisi seseorang di atas permukaan
bumi.
Sistem Satelit GPS
Untuk menginformasikan posisi user, 24 satelit GPS yang
ada di orbit
sekitar 12,000
mil di atas kita. Bergerak konstan bergerak mengelilingi bumi 12
jam dengan kecepatan 7,000 mil per jam. Satelit GPS berkekuatan energi sinar matahari, mempunyai baterai cadangan
untuk menjaga agar tetap berjalan pada
saat gerhana matahari atau pada
saat tidak ada energi matahari. Roket penguat
kecil pada masing-masing satelit agar dapat mengorbit tepat pada tempatnya.
Satelit GPS adalah milik Departemen Pertahanan (Department of Defense)
Amerika, adapun hal-hal lainnya mengenai GPS ini:
a. Nama satelit adalah NAVSTAR
b. GPS satelit pertama kali adalah tahun 1978 c. Mulai ada 24 satelit dari tahun 1994
d. Satelit di ganti tiap 10 tahun sekali
e. GPS satelit beratnya kira-kira 2,000 pounds
f. Kekuatan transmiter hanya 50 watts atau kurang
Satelit-satelit GPS harus selalu berada pada posisi orbit yang
tepat untuk menjaga akurasi data yang
dikirim ke GPS reciever, sehingga harus selalu
dipelihara agar posisinya tepat. Stasiun-stasiun pengendali di bumi ada di Hawaii,
Ascension Islan, Diego Garcia, Kwajalein dan Colorado
Spring.
Stasiun
bumi tersebut selalu memonitor posisi orbit jam
jam satelit dan di pastikan selalu tepat
Sistem Koordinat GPS
Pengenalan tentang sistem koordinat sangat penting agar dapat
menggunakan GPS secara optimum. Setidaknya ada dua klasifiksasi tentang sistem koordinat yang
dipakai oleh GPS maupun dalam pemetaan yaitu: sistem koordinat
global yang biasa disebut sebagai koordinat geografi dan sistem koordinat di dalam bidang proyeksi
Koordinat geografi diukur dalam lintang dan bujur dalam besaran derajad
desimal, derajad menit desimal, atau derajad menit detikLintang diukur terhadap
equator sebagai titik nol (0° sampai 90° positif
kearah utara dan 0° sampai 90° negatif kearah selatan). Bujur diukur berdasarkan titik nol di Greenwich 0° sampai
180° kearah timur dan 0° sampai 180° kearah barat.
Koordinat di dalam bidang proyeksi merupakan koordinat yang
dipakai pada sistem proyeksi tertentu. Umumnya berkait erat dengan sistem proyeksinya,
walaupun adakalanya (karena itu memungkinkan)
digunakan koordinat geografi dalam bidang
proyeksi. Beberapa sistem proyeksi yang lazim digunakan di Indonesia di antaranya adalah : proyeksi Merkator, Transverse Merkator,
Universal Tranverse Merkator (UTM), Kerucut
Konformal. Masing-masing sistem tersebut ada
kelebihan dan kekurangan, dan pemilihan proyeksi umumnya
didasarkan pada tujuan peta yang akan dibuat. Dari beberapa
sistem proyeksi
tersebut, proyeksi Tranverse
Merkator dan proyeksi Universal Tranverse Merkator-lah yang banyak dipakai di Indonesia. Peta-peta produksi Dinas Hidro Oseanografi (Dishidros) umumnya
menggunakan proyeksi Tranverse Merkator
dengan sistem koordinat Geografi atau UTM atau gabungan keduanya. Sedangkan
peta-peta produksi Bakosurtanal umumnya menggunakan proyeksi UTM dengan
sistem koordinat UTM atau Geografi atau gabungan keduanya.
Sistem koordinat dalam bidang
proyeksi tidak dapat terlepas dari datum yang digunakan. Ada dua macam datum yang
umum
digunakan dalam perpetaan yaitu
datum horisontal dan
datum vertikal.
Datum horisontal dipakai untuk
menentukan koordinat peta
(X,Y) sedangkan datum vertikal untuk menentukan elevasi
(peta topografi) ataupun kedalaman (peta
batimetri). Perhitungan dilakukan dengan transformasi matematis tertentu. Dengan demikian transformasi
antar datum,
antar sistem proyeksi,
dan
antar sistem koordinat dapat dilakukan.
Untuk datum horisontal, peta
umumnya menggunakan datum Padang
(ID-74)
untuk peta-peta Bakosurtanal, dan
menggunakan datum Jakarta (Batavia) untuk
peta-peta Dishidros.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar